Geger Video Viral: Dugaan Pelecehan Saat Pemeriksaan USG di Garut, Polisi Selidiki

Bagikan Artikel

Garut, 18 April 2025 — Publik kembali dibuat geram setelah munculnya rekaman CCTV yang menampilkan tindakan tidak pantas oleh seorang dokter pria terhadap pasien wanita di sebuah klinik di Kabupaten Garut. Video tersebut memperlihatkan sang dokter melakukan pemeriksaan menggunakan alat USG, namun dengan posisi tangan yang memicu kecurigaan publik.

Dalam tayangan berdurasi beberapa detik itu, tangan kanan dokter tampak mengarahkan alat USG di bagian perut pasien. Namun, tangan kirinya justru berada di bagian atas tubuh pasien, mendekati area sensitif yang tak seharusnya disentuh tanpa alasan medis yang jelas. Reaksi warganet pun membludak, banyak yang menyebut perilaku itu sebagai bentuk pelecehan terselubung dalam praktik medis.

Tidak berhenti di situ, salah satu wanita yang mengaku sebagai korban mengungkap bahwa dokter tersebut menghubunginya terlebih dahulu melalui pesan WhatsApp. Dalam pesannya, dokter itu disebut menawarkan pemeriksaan USG gratis secara pribadi. Modus tersebut kini menjadi perhatian serius aparat penegak hukum.

Kepolisian Resor Garut telah menyatakan tengah mendalami kasus ini. AKP Joko Prihatin, Kepala Satuan Reskrim Polres Garut, menyebutkan bahwa penyelidikan masih berlangsung dan lokasi praktik telah dikunjungi oleh tim untuk pengumpulan bukti.

“Kami sudah turun langsung ke lokasi. Saat ini proses penyelidikan masih berjalan untuk memastikan dugaan tindak pidana yang terjadi,” ujar AKP Joko dalam pernyataannya.

Kasus ini terjadi tak lama setelah masyarakat dikejutkan oleh perkara serupa yang melibatkan seorang dokter residen di Bandung. Dalam waktu yang berdekatan, dua peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran soal integritas dan etika dalam dunia medis.

Sejumlah pihak mulai mendorong evaluasi besar-besaran terhadap sistem pengawasan tenaga kesehatan. Banyak yang mengusulkan pemasangan kamera pengawas di semua ruang praktik dan penyusunan ulang standar interaksi antara dokter dan pasien. Selain itu, komunitas medis juga mulai menggelar diskusi internal terkait pentingnya pendidikan ulang etika profesi dan perlindungan pasien. Terutama bagi kelompok rentan yang sering kali ragu melapor ketika merasa diperlakukan tidak layak oleh penyedia layanan kesehatan.


Bagikan Artikel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *