
Sidoarjo, (6/10/2025) Lira Media Revolusi. Com :Bahwa telah diketahui bersama Tragedi yang singkat itu berubah menjadi hari berkabung bagi ratusan santri Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo. Ketika azan Asar dikumandangkan dan para santri mulai melaksanakan sholat berjamaah di mushola, bagian bangunan itu tiba-tiba rubuh. Suara gemuruh disertai kepanikan langsung menyergap, dinding beton, dan besi baja runtuh, menjebak puluhan hingga ratusan santri di bawah reruntuhan.
Hipotesis menyebut penyebab robohnya bangunan adalah beban dari pengecoran lantai atas yang belum disokong struktur pondasi kuat. Bangunan itu diketahui tengah dalam tahap perluasan atau renovasi tanpa izin teknis yang memadai, sehingga struktur lama tidak mampu menahan beban tambahan.


Evakuasi dan Identifikasi Korban
Sejak musibah itu, tim SAR gabungan—melibatkan Basarnas, TNI, Polri, BPBD, PMI, tim medis, dan para relawan telah berupaya siang malam mengevakuasi korban selama 24 jam tanpa henti. Mereka menggunakan peralatan berat, kamera bawah tanah, alat pendeteksi getaran, serta memecah reruntuhan secara hati-hati agar tidak menimbulkan kolaps lanjutan.
Hingga hari ini senin (6/10/2025), yang telah sampai pada evakuasi hari ke 8 pukul 20.00 Wib, total korban yang berhasil dievakuasi mencapai sekitar 169 orang. Dari jumlah itu, LR sebanyak 75 orang, LB sebanyak 28 orang, Tanpa Perawatan/luka sebanyak 1 orang, dan MD sebanyak 65 orang.
Proses identifikasi jenazah masih berjalan. Tim DVI Kepolisian Jawa Timur telah berhasil mengidentifikasi beberapa nama, termasuk Nurudin dan Ahmad Rijalul Haq melalui pencocokan data forensik post mortem dan antemortem dengan keluarga. Beberapa kantong jenazah sampai saat ini masih belum dapat diidentifikasi, karena kondisi rusak atau bagian tubuh terpisah.
Banyak keluarga korban masih menanti kabar. Di lokasi bangkai bangunan dan area rumah sakit, suasana sangat hening, tergantikan isak tangis dan harapan yang mulai memudar. Sejumlah orang tua terus memanggil nama anaknya, sambil berharap ada santri yang masih hidup di bawah puing. (chy)