Tim Gabungan Temukan 114 Korban runtuhnya Mushollah PP Al Khozyni Buduran Sidoarjo

Bagikan Artikel

SIDOARJO ( 3/10.17.18) Kira Media Revolusi.com – Tragedi kemanusiaan melanda Pondok Pesantren Al Khozyni, Buduran, Sidoarjo, setelah musala di kompleks tersebut ambruk pada Senin, 29 September 2025, sekitar pukul 15.00 WIB. Peristiwa yang terjadi saat para santri tengah menjalankan ibadah ini memicu respon cepat dan kolaborasi masif dari berbagai elemen negara dan kemanusiaan

. Hingga hari ini, tim gabungan terus berjuang melawan waktu dan tumpukan puing, dengan fokus utama mencari korban yang masih diperkirakan tertimbun.
Moesa, salah satu relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Sidoarjo yang bertugas di lapangan, menceritakan bahwa proses evakuasi berjalan sangat intens dan menantang. “Sejak awal kejadian, prioritas utama kami adalah evakuasi dan penanganan medis cepat,” ujar Moesa.
Moesa menyampaikan bahwa dari 114 korban yang berhasil dievakuasi, perinciannya meliputi 77 orang luka ringan, 27 orang luka berat , dan 10 orang meninggal dunia. Korban luka berat langsung dilarikan ke rumah sakit rujukan, didampingi tim medis Dinas Kesehatan dan PMI.

Seluruh korban luka telah mendapat penanganan medis yang optimal di rumah sakit rujukan. Tidak kurang dari 9 rumah sakit menjadi rujukan korban reruntuhan Mushollah PP Al Khozyni diantaranya, RS Delta Surya, RS Siti Hajar, RSUD Noetoepoero Sidoarjo, RS Sheila Medika, RS Unair Surabaya, RS Bhayangkara Polda Jatim, RSI Sakinah Mojokerto, RSUD dr. Suwandi Surabaya, dan Klinik BDS Tebel
Namun, pekerjaan tim penyelamat belum usai.

Diperkirakan kurang lebih 30 korban masih terjebak di bawah. “Tim SAR gabungan masih bekerja keras. Kami berpacu dengan waktu untuk menemukan sisa korban,” tambah Moesa.


Proses evakuasi dan penanganan pascabencana ini merupakan contoh nyata sinergi luar biasa antara berbagai pihak. Masing-masing lembaga memainkan peran krusial dalam upaya kemanusiaan ini diantaranya TNI, Polri, Basarnas, BPBD, Dinas Kesehatan, PMI, Dinas Kesehatan, Dinas PU, Dinas Sosial dan Baznas dibantu tim dari ITS.
Saat ini, tantangan terbesar tim SAR gabungan adalah resiko melestarikan susulan serta kondisi material bangunan yang rapuh dan saling menindih.

Namun, dengan semangat kolaborasi dan dukungan penuh dari masyarakat, tim gabungan bertekad akan terus berjuang untuk menemukan sisa korban yang tertimbun dan menuntaskan operasi kemanusiaan ini hingga tuntas. Kejadian ini menjadi duka bersama bagi seluruh masyarakat Sidoarjo dan Indonesia.Red -( edy p )


Bagikan Artikel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *